2019, Badai itu telah Berlalu
Bentrok antara polisi dan massa aksi di Jalan KS Tubun, Jakarta, Rabu (22/5/2019). (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Tahun 2019,
bangsa ini seperti mau pecah, hancur lebur oleh perseteruan dua kubu pendukung
Capres-cawapres. Cebong dan Kampret.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Perseteruan yang tak hanya di dunia nyata. Perseteruan
itu bahkan jauh lebih panas di media sosial. Saling klaim benar dan menjelekkan
lawan menjadi hal yang biasa.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Informasi yang jelek terkait Capres-cawapres cepat
tersebar. Baik dalam bentuk berita maupun sekedar meme penghinaan. Masing-masing kubu pun senantiasa mengklarifikasi dan mencoba meluruskan informasi tersebut.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Informasi itu terus diposting dan disebarkan
pendukungnya. Seperti tidak ada habisnya. Mereka tak peduli dan tidak mau tahu itu hoax atau fakta. Akal sehat terpinggirkan. Semua
merasa benar sendiri.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Ada banyak korban di balik perseteruan panas itu.
Meninggal, dipenjara karena terlibat demonstrasi yang berakhir anarkis,
menyebar berita hoax hingga ujaran kebencian (hate speech).
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Seiring waktu berjalan, kondisi berangsur membaik setelah
pelantikan Presiden terpilih. Bahkan capres dari kubu lainnya bergabung menjadi
bagian dari Kabinet Indonesia Maju. Kondisi pun berubah drastis menjadi tenang.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Alhamdulillah, 2019 berakhir dengan damai. Harapannya, kondisi
ini tetap stabil dan senantiasa kondusif. Yang pada akhirnya akan berdampak
pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat.
Hanya dengan kondisi bangsa yang damai, asa yang terucap maupun tertulis sebagai resolusi 2020 itu dapat terwujud. Tentunya dengan kerja keras dan teriring doa kepadaNya.
Penulis: Syamsul ‘Boger’ Bahri (DP2 Makassar)
Komentar