Menyulap Kotoran Ternak menjadi Uang

Berdiskusi dengan Tugimin, Manajer Kelompok Tani Subur, Sleman (Boger/DP2 Makassar)
Bagi kebanyakan orang, kotoran ternak tidak memiliki arti sama sekali. Justru akan menjadi sumber pencemaran.

Kelompok produksi pupuk organik "Tani Subur" Dusun Wonorejo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang beranggotakan 12 orang mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik.


"Produksi kami rata-rata per hari sekitar dua hingga tiga ton untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat", ungkap Tugimin, Manajer kelompok produksi pupuk organik Tani Subur.


Menurut dia, untuk memenuhi permintaan tersebut pihaknya memberdayakan peternak setempat dan menggunakan bahan baku lintas kelompok.


"Kami sudah membentuk jaringan di kecamatan dalam pemenuhan bahan baku. Ini untuk mengantisipasi kurangnya bahan baku sementara tren permintaan semakin meningkat" katanya.


Ia mengatakan, kelompok produksi pupuk organik "Tani Subur" saat ini mampu memproduksi pupuk organik sebanyak 700 ton/tahun dan dipasarkan dibeberapa kabupaten di Jawa bahkan hingga Bali dan Kalimantan.


"Harga jual pupuk ini sangat terjangkau, Rp. 1.000 per kilo. Selain permintaan dari gabungan kelompok tani, juga dari Fakultas Kehutanan dan Pertanian UGM serta beberapa PTS di Yogyakarta untuk menunjang penelitian dan kebun" katanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indahnya Tracking Mangrove Lantebung

Cerita Pembudidaya Lakkang, Permasalahan dan Masukan Tim DP2

Produsen Kopi Terbesar, Kota di Indonesia bukan Peminum Kopi Terbanyak di Dunia