Update Alat Penyulingan Air (Desalinasi) di Pulau Kodingareng


Kahar, pengelola bantuan alat penyulingan air laut (desalinasi) di Pulau Kodingareng, Kota Makassar. 

Salah satu bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014. Alat ini dilengkapi dengan solar cell sebagai sumber listrik sehingga tidak lagi tergantung pada PLN.

Bantuan alat ini bertujuan untuk menyediakan akses bagi warga terhadap air bersih/air minum. 

Menurut Kahar, diawal beroperasi, alat ini mampu memproduksi 90-100 galon dalam sehari dengan harga jual 2.000 per galonnya.

"Pernah tidak beroperasi selama 6 bulan pak. inverternya meledak. 5 aki juga sudah rusak. Tinggal 13 unit, itu pun sudah tidak maksimal lagi menyimpan", ucapnya.

Dia juga bercerita bahwa untuk mengganti alat yang rusak pada alat penyulingan harus memesannya di Jakarta.

"Susah juga pak kalau ada alatnya yang rusak, harus dipesan di Jakarta dan harganya mahal-mahal", lanjutnya.

Setelah kejadian inverter meledak, dia pun beralih menggunakan listrik dari PLN. Listrik di rumahnya ditingkatkan dayanya dari 900 VA menjadi 1.600 VA dengan membayar 2 juta lebih.  

"Alhamdulillah sekarang beroperasi lagi pak, tapi produksinya menurun. Pengeluaran juga bertambah karena harus membayar listrik", ucapnya sambil memperlihatkan selembar kertas kecil bukti pembayaran listrik.

Menurutnya, penurunan produksinya selain karena waktu operasional yang terbatas, saat ini juga sudah banyak saingan yang menjual air isi ulang di pulau. 

"Tinggal 30 galon saja yang bisa terjual pak, tapi Alhamdulillah karena masih bisa beroperasi", tutupnya.

Penulis: Syamsul ‘Boger’ Bahri (DP2 Makassar)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indahnya Tracking Mangrove Lantebung

Cerita Pembudidaya Lakkang, Permasalahan dan Masukan Tim DP2

Produsen Kopi Terbesar, Kota di Indonesia bukan Peminum Kopi Terbanyak di Dunia